Rabu, 18 November 2015

Waktu Tuhan Bukan Waktu Kita



I like to start an article with illustration story. By reading a story, we will be able to understand about the main topic of this article. Let’s read together guys!!


            Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang aku lihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangku dan berkata, “Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini. Nanti setelah selesai, ibu akan memanggilmu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas”. Setelah beberapa saat, aku mendengar suara ibu memanggil, “Anakku, kemarilah dan duduk di pangkuan ibu”. Saat aku duduk, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata, “Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas engkau dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan”.
Pernahkan kalian berada di posisi seperti anak kecil tersebut? Mungkin tidak dalam hal menyulam, melainkan dalam peristiwa hidup sehari-hari. Dalam perjalanan hidup, kita seringkali melihat ke atas dan bertanya kepada Allah Bapa, “Bapa, apa yang sedang Kau kerjakan dalam hidupku?”. Bapa mungkin menjawab, “Aku sedang menyulam dan membentuk kehidupanmu.” Namun, kadang kita tidak mengerti apa yang menjadi rencana Bapa dalam kehidupan kita. Pikiran kita sudah dipenuhi dengan banyaknya masalah yang ada di dunia. Hingga akhirnya kita mengeluh dan mengelak “Tapi Bapa, jika Kau sedang menyulamnya, mengapa hidupku terasa sangat berat, ruwet, dan melelahkan?”. Sama seperti cerita di atas, Bapa akan tersenyum dan berkata, “Nak, kerjakanlah apa yang menjadi bagianmu dengan sebaik mungkin. Aku sudah memiliki bagianKu sendiri bagi kehidupanmu. Suatu saat, kau akan Ku bawa duduk di pangkuanKu. Di sana kau dapat melihat dan mengerti betapa Aku menyayangimu melalui proses hidupmu yang kadang sulit dan menyakitkan.”
            Sadar atau tidak, kita sebagai remaja kerap kali mengeluh akan tugas dan tanggung jawab, masalah, perintah orang tua, dan lain sebagainya. Lebih buruk lagi, beberapa remaja merasa hidupnya paling tidak beruntung diantara remaja lainnya. Daripada ngeluhnya lanjut, mending kita sekarang tengok keadaan di sekitar kita. 
 

Kali ini, aku mau ngenalin kalian dengan saudara kita yang bersekolah di SDLB Talitakum, Semarang. SDLB itu apa sih? Sekolah Dasar Luar Biasa, adalah sekolah bagi ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus. Anak-anak ini mengalami gangguan belajar dan tidak sedikit dari mereka mengalami gangguan psikologis. Ada anak yang mengalami ADHD yakni gangguan dalam pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Selain itu ada juga yang mengidap autisme, down syndrome, gangguan bicara, gangguan belajar, dan lain-lain. Beberapa waktu yang lalu, aku dan dua temanku melakukan proyek kebaikan bagi mereka. Kami mengajak mereka bermain dan belajar bersama. Dan walaupun mereka berkekurangan, namun kami bisa merasakan kebahagiaan mereka atas kunjungan kami. 

Saat pertama kali melihat anak ABK, jujur dalam benakku muncul rasa belas kasihan. Rasanya trenyuh sekali melihat keadaan fisik dan mental mereka. Mereka dengan segala kekurangannya tetap berjuang untuk menempuh pendidikan yang mungkin melelahkan bagi mereka. Di dalam benakku timbul pertanyaan, “Mengapa harus begini Tuhan? Apa Kau tidak kasihan melihat mereka?” Mungkin pertanyaan itu juga muncul dalam benak teman-teman. Mungkin dalam pribadi kita merasa ada ketidakadilan bagi mereka. Namun, setelah aku renungkan hari demi hari, Tuhan seperti mengingatkanku. Dia seolah-olah berkata bahwa rencanaNya tidak pernah gagal bagi anak-anak tersebut. Saat ini sepertinya mereka tidak mampu, mereka kurang dari yang lain, namun apakah itu berarti Tuhan tidak bekerja dalam hidup mereka? Kita sebagai manusia kadang tidak peka akan cara pikir Tuhan. Kadang kita menuntut semua sesuai dengan waktu dan keinginan kita. Tapi, INGAT!! Waktu Tuhan bukanlah waktu kita, rancanganNya melebihi rancangan kita. Mungkin Tuhan memakai anak-anak tersebut untuk menjadi penengah di dalam keluarganya, Tuhan memakai mereka untuk mengingatkan kita betapa kita tidak bersyukur. Dia seolah-olah berkata “Lihat! Mereka tidak seperti yang orang lain pikirkan. Mereka indah, berbakat, dan ceria. Mereka bisa membuat karya seni, berkomunikasi, saling merangkul kawannya, menata sepatu, bahkan mereka bisa berdoa.”

So, teman-teman, kesimpulannya adalah proyek ABK ini sangat menginspirasi saya bahwa rasa belas kasihan boleh kita berikan bagi mereka. Namun, sesungguhnya apa yang menjadi kerinduan hati mereka adalah kunjungan dan kasih sayang kita bagi mereka. Dengan demikian mereka merasa dianggap, diterima, dan dicintai oleh sesamanya. Jangan pandang mereka dengan kacamata dunia yang mungkin menganggap mereka aneh, tidak sama, dll. Pandanglah dengan cara Tuhan, yakni kasih. Mereka sama dengan kita, sama-sama berbakat, berusaha, dan sama-sama anak dari Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. (Herdina Oktavia)
Cerita ilustrasi dikutip dari :
https://deslisumatran.wordpress.com/2010/03/18/ilustrasi-rancanganku-bukanlah-rancanganmu/
 

16 komentar:

  1. Sangat menginsiprasi artikelnya, semoga kita bisa selalu diberi peduli terhadap sesama kita, dan juga kita semakin bersyukur karena kita masih lebih beruntung dari mereka. Bagus 😊

    BalasHapus
  2. Sangat menginsiprasi artikelnya, semoga kita bisa selalu diberi peduli terhadap sesama kita, dan juga kita semakin bersyukur karena kita masih lebih beruntung dari mereka. Bagus 😊

    BalasHapus
  3. Artikelnya bagus din! Terus berkarya ya god bless you ^^

    BalasHapus
  4. Jadi inget, kadang suka ngeluh ini itu dan ga bersyukur ama berkat2 yg udah Tuhan kasih. Great din.. keep inspiring people yaa

    BalasHapus
  5. Bagus dan inspiratif banget din artikelnya.. semoga kita bisa selalu bersyukur dan setia nunggu waktu yang Tuhan rencanakan buat kita :)
    Artikel ini juga ngingetin kita buat peduli kepada sesama kita thanks banget ya ^^b

    BalasHapus
  6. Artikelnya mengajarkan kita untuk pandai bersyukur dengan segala yang telah Tuhan berikan kepada kita, artikel yang baik, ditunggu update artikel selanjutnyaa

    BalasHapus
  7. Keren artikelnya.. Saat saya membaca artikel ini kadang kita lebih suka mengeluh dan tidak mau tahu apa yang dikerjakan Tuhan dalam hidup kita, tapi dibalik itu kita harus selalu sabar dalam hidup ini dan yakin bahwa Tuhan sudah menjadikan semuanya baik dalam hidup kita. GBU.

    BalasHapus
  8. Sangat menginspirasi. Keep writing. God bless u :)

    BalasHapus
  9. Artikel yg sangat membangun diri kita untuk lebih berkembang lagi,teruslah menulis blog dina. GBU

    BalasHapus
  10. Nice artikel. Sangat menginspirasi. Godbless

    BalasHapus
  11. nice artikel Dina! semoga menjadi inspirasi bagi sesama

    BalasHapus
  12. "Namun, sesungguhnya apa yang menjadi kerinduan hati mereka adalah kunjungan dan kasih sayang kita bagi mereka." Sangat menginspirasi

    BalasHapus