Minggu, 25 Oktober 2015

Forgive and Forget

Hampir semua orang pernah memiliki pengalaman pahit dengan orang-orang disekitarnya, entah itu keluarga, teman, pacar, dan lainnya. Tidak sedikit pula yang menyimpan rasa dendam akibat luka hati yang dihasilkan dari pengalaman tersebut. Akankah hal tersebut berdampak pada hubungan kita dengan Tuhan? Bagaimana cara kita mengampuni orang tersebut?



Sally, seorang murid sekolah seminari waktu itu akan mengikuti pelajaran Dr. Smith. Di dinding kelasnya ada satu papan sasaran yang besar dan di meja terletak banyak anak panah. Dr. Smith meminta setiap murid untuk membuat gambar orang yang tidak mereka sukai atau orang yang telah melukai hati mereka; kemudian mereka diperbolehkan melempar anak panah pada gambar tersebut. Teman Sally menggambar wajah gadis yang telah merebut pacarnya. Yang lain manggambar wajah adiknya. Sally menggambar wajah teman lamanya dengan sangat detail. Dia sangat puas setelah melihat semuanya lengkap. Seluruh isi kelas kemudian berbaris dan mulai melemparkan anak panah, diiringi suara tawa riang. Beberapa di antara mereka melempar anak panah begitu kuatnya sampai merobek sasaran. Sally menunggu gilirannya namun waktu sudah habis dan dia sangat kecewa. Dr. Smith kemudian meminta semua murid untuk duduk kembali di kursi masing-masing. Dr. Smith mulai melepas sasaran dari dinding. Di balik sasaran terdapat gambar wajah Yesus. Suasana kelas menjadi hening dan semua murid menatap gambar Yesus yang telah hancur; seluruh wajahNya berlubang dan sobek bahkan matanya tertembus. Dr. Smith hanya berkata, "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Tidak ada lagi kata-kata, semua mata berkaca-kaca menatap wajah Yesus.
Di akhir cerita, terdapat ayat yang meneguhkan kita kembali bahwa semua hal yang kita lakukan, baik ataupun buruk, kepada saudara yang kita anggap paling hina sesungguhnya kita melakukannya untuk Tuhan. Untuk apa kita melakukan yang buruk bagi Yesus kalau kita saja bisa melakukan yang baik? Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk mengampuni sesama sebanyak 70 kali 7 kali, yang artinya tidak terbatas. Mengampuni bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi jika pengalaman tersebut sangatlah pahit, namun apakah mustahil untuk dilakukan? Langkah pertama dalam mengampuni adalah kesadaran dari dalam diri kita bahwa tidak selamanya kita akan membenci orang tersebut. Kesadaran bahwa ada ganjalan dalam hidup kita karena rasa dengki. Kesadaran bahwa hati yang tidak tulus tidak berkenan di hadapan Tuhan. Kesadaran bahwa Tuhan juga mengasihi orang tersebut. Setelah kita sadar lalu bagaimana caranya? Mungkin beberapa dari kita merasa bahwa bertatap muka dengan orang itu saja kita tak sanggup, apalagi menyapa dan memaafkan semua kesalahannya. Ingat! Kita tidak sendiri, kita butuh bantuan dari Roh Kudus untuk melakukan ini semua. Berdoa dan mintalah hati yang tulus dan mau mengasihi orang tersebut. Mohon tuntunan Roh Kudus agar kita semakin mampu. Dengan berdoa, kita akan dibimbing dan dikuatkan sehingga kita tidak stress dalam menghadapi masalah ini. Apabila kita sudah semakin mampu menerima orang tersebut, kita lanjut dengan tahap melupakan. Melupakan semua yang telah lalu, semua kesalahannya pada kita atau dalam bahasa gaulnya adalah "move on". Anggaplah pengalaman ini sebagai proses Tuhan dalam membentuk kita menjadi pribadi yang semakin berkenan dihadapanNya. Melupakan memang hal yang paling sulit dilakukan. Untuk itu, carilah kegiatan yang menyibukkan dan membuat kita lupa akan masalah tersebut, lebih baik lagi mengisi dengan kegiatan rohani sehingga kita semakin di bangun hubungannya dengan Yesus. Setelah melalui tahap melupakan, saatnya menjalin hubungan baru dengan orang tersebut. Hubungan yang baik dan bersahabat, tanpa adanya rasa dendam dan biarlah kita menjadi cermin dari kasih Yesus melalui hubungan yang baik dengan sesama.
Dengan kita benar-benar mengampuni dan melupakan (forgive and forget) maka akan timbul kelegaan yang besar dalam batin kita. Kita merasa bebas dan merasakan ketulusan kasih Tuhan dengan semakin indah. So, tunggu apa lagi guys?? Mari kita mulai bergerak ke depan dengan bimbingan dari Yesus dan Roh Kudus. Tuhan Yesus memberkati. (Herdina Oktavia)